Laporan ITH Morfologi Tanah

LAPORAN ILMU TANAH HUTAN
ACARA 10
MORFOLOGI TANAH


 

LABORATORIUM ILMU TANAH HUTAN
BAGIAN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA 10
MORFOLOGI TANAH
I.                   Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
  • Dapat mendiskripsikan perbedaan sifat-sifat tanah dari satuan lahan yang berbeda.               
  • Dapat menguji sifat-sifat tanah dan ciri spesifik suatu bentangan tanah.
  • Dapat mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pembentukan tanah.
  • Dapat mengetahui sifat dan tanda-tanda khusus suatu jenis tanah di lapangan

II.                Dasar Teori
Pengkajian tubuh tanah selaku alam yang bebas dengan selalu memperhatikan hubungan antar laksana-laksana dan sifat-sifat yang teramati memungkinkan penyelesaian di lapangan terhadap banyak masalah pedogenesa, klasifikasi, penafsiran dan pemanfaatan tanah. Pengamatan mendalam di lapangan mengungkapkan banya fakta yang sering tidak dapat disidik di laboratorium. Data pengamatan di lapangan pada umumnya menunjukkan lualitatif dan bersifat subyektif sehingga kualitas data sangat ditentukan oleh kemampuan penyigi. Pengamatan lapangan menyajikan informasi langsung tentang sifat-sifat dimensional seperti solum jeluk perakaran, ketebalan horison, struktur tanah, distribusi batu-batu dan perakaran, konsistensi dsb. Analisis tanah di laboratorium menghasilkan data kualitatif misalnya data pH, tekstur, KPK, kandungan mineral dsb (Agus, 2008).
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah mengenai kenampakan-kenampakan, ciri-ciri dan sifat-sifat tanah umum yang diperlukan suatu profil tanah. Ciri-ciri morfologi profil tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang dialami sesuatu jenis tanah selama pelapukan dan perkembangannya. Oleh pengaruh faktor-faktor pembentuk tanah yang berbeda., akan meninggalkan ciri-ciri pada profil tanah yang berbeda pula (Notohadiprawiro, 2000).
Horison mineral yang terdiri atas horison A, B, C, dan R. Horison A: horison mineral yang mempunyai cirri-ciri warna cerah (light), kecuali horizon A1 yang berwarna kelam (dark) sebagai akibat pencampuran bahan organic, tekstur relative kasar, struktur remah, ruang/pori lebih longgar, dibedakan menjadi: (A1) horizon paling atas dari horizon mineral, yang menampakkan cirri-ciri pencampuran antara bahan mineral dengan bahan organic, warna lebih kelam (A2) horizon pencucian atas eluviasi, yang menampakan cirri-ciri horizon yang paling maksimal, koloid-koloid tanah sebagian besar telah tercuci dan tinggal bahan-bahan resisten seperti SiO2 (kuarsa), warna cerah, tekstur kasar, struktur lebih longgar, (A3) merupakan horizon A ke horizon B atau C, dengan cirri-ciri dan warna mendekati cirri-ciri dan warna horizon A, tetapi tidak jelas (Hardjowigeno, 1987).
Pengetahuan tentang nisbah antara laksana-laksana tanah dengan faktor-faktor lingkungan (atmosfer-iklim, bahan induk, bentuk muka daratan, vegetasi, hidrologi) adalah mutlak perlu untuk penelaahan genesa dan klasifikasi tanah serta tidak dapat ditinggalkan untuk mendapatkan pengertian tentang agihan lateral kesuburan tanah, kemampuan dan kesesuaian lahan, watak tanah perlukisan batas-batas satuan tanah, peramalanarah dan perubahan kelakuan tanah di bawah perlakuan pengelola tanah tertentu , dll (Darmawijaya, 1997).
Sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang diamati dan dipelajari di lapangan. Sebagian darisifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dan sebagian kecil sifat kimia dan biologis. Hal yang perlu diperhatikan adalah (Foth, 1994) :
1. Batas-batas horisontal                                
            Batas horison dalam profil tanah dapat terlihat jelas atau kabur. Dapat diketahui dengan cara ketukan, tusukan, jenis tekstur yang mendominasi, warna.
2. Warna tanah
            Warna tanah dapat ditentukan dengan buku Munshell Soil Color Chart, yang disusun dari 3 variabel hue, value, chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan, value adalah gelap tarangnya warna, chroma adalah kekuatan warna spektrum.
            Perbedaan warna tanah dipengaruhi oleh BO (BO tinggi, warna tanah semakin gelap). Kandungan Fe pada tanah yang tergenang, tanah berwarna abu-abu karena kandungan Fe dalam keadaan tereduksi Fe2-. Pada tanah yang berdrainase baik, warna tanah semakin merah.
3. Tekstur tanah
            Tekstur tanah terdiri dari pasir, debu, liat, tapi dalam perbandingannya dapat bercampur menjadi geluh.
4. Struktur tanah
            Struktur tanah adalah gumpalan kecil dari buttr-butir tanah, dapat berupa butir-butir pasir,debu, dan liat terikat satu sama lain oleh perekat BO dan oksida-oksida besi.
5. Konsistensi tanah
            Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang mempunyai konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
6. Drainase
            Drainase tanah adalah cepat lambatnya perembesan air ke dalam tanah. Tanah dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat cepat. Drainase dipengaruhi oleh pori-pori tanah. Pori-pori tanah besar berarti drainasenya baik. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan BO, struktur tanah, dan tekstur tanah.
7. Sifat kimia
            Untuk menentukan sifat kimia tanah, dilakukan pengujian kadar :
v BO dengan menggunakan kemikalia H2O2 10%
v CaCO3dengan menggunakan kemikalia HCl 2N atau 10%
v Ferro dengan menggunakan kemikalia HCl 2N kemudian dengan K3Fe(CN)60,5%
v Ferri dengan menggunakan KCN 10%
v Pengamatan gleisasi dengan kemikalia HCl 2N atau 10%, kemudian dengan alfa-alfa dipiridil.
v Si dengan menggunakan kemikalia NaOH 40%

v Mn dengan menggunakan kemikalia H2O2 3%.

Daftar Pustaka
Agus, Cahyono . 2008 . Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan . Fakultas Kehutanan UGM . Yogyakarta .
Darmawijaya, Isa . 1997 . Klasifikasi Tanah . Gadjah Mada University Press . Yogyakarta .
Foth, Henry D.1994.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta : Erlangga
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2000. Tanah dan Lingkungan. Pusat Studi Sumber Daya Lahan. UGM, Jogjakarta.

0 Response to "Laporan ITH Morfologi Tanah"

Posting Komentar