Silvikultur Acara 5 : Pengenalan Stump

PENGENALAN STUMP

Dasar Teori

Menurut Rakoem (1984) dalamDarmawan (1988), stump adalah suatu bibit tanaman yang bersal dari benih di mana sebagian batang dan akarnya dipotong dengan maksud ditanam di lapangan. Keuntungan penanaman dengan stump antara lain: pertumbuhan tinggi pada tahun pertama lebih cepat dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari benih, dapat ditanam pada tanah yang lengas dan tanah bagian atasnya tidak begitu baik serta pada tanah yang kelerengannya curam.
Yahmadi (1979) menyatakan bahwa akar tunggang stump yang terlalu panjang  perlu dipotong agar pada saat penanaman akar tidak mengalami pembengkokan. Akar tunggang yang bengkok menyebabkan kekerdilan pertumbuhan bibit. Pemotongan akar tunggang dapat memperbanyak dan mempercepat terbentuknya akar adventif.
Penggunaan stump sebagai bahan tanaman di mana akar-akar rambut mengalami kerusakan menyebabkan penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah memerlukan waktu untuk membentuk akar-akar rambut (Omon dan Masano, 1986).
Menurut Rayan (2009), Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian yaitu :
1.    Sistem cabut, yakni bibit yang telah tumbuh di persemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namun, sebelum dilakukan pencabutan bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan pencabutan dan tidak merusak akar.
2.    Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun, sebelum bibit diambil tanah dibasahi dengan air telebih dahulu.
Pengadaan bibit dari anakan alam dapat dilakukan dengan cabutan dan stump. Ditingkat lokal, khususnya pada tingkatan masyarakat yang masih belum mengerti teknik budidaya dengan benih, hingga saat ini masih banyak orang yang menggunakan cabutan anakan alami yang memang tumbuh disekitar pohon induk atau terbawa air atau hewan seperti kelelawar (Mansur dan Tuheteru, 2010).

Daftar Pustaka

Darmawan,Y. 1988. Pengaruh Penggunaan Hormon Penumbuh Akar Rootone terhadap Keberhasilan Pertumbuhan Stump Shorea palembanica Miq. Di Kebun Percobaan Balai Penelitian Hutan Darmaga. Bogor: IPB.
Omon, R. M. dan Masano. 1986. Pengaruh Hormon NAA terhadap Pertumbuhan Cabutan dan Stump Dipterocarpus retusus B. L. Di Darmaga. Buletin Penelitian Hutan. 479:28-35.
Mansur, I. dan FD. Tuheteru, 2010. Kayu Jabon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rayan. 2009. Teknik Persemaian dalam Rangka Pengadaan Bibit Untuk Penanaman. Peneliti pada Balai Litbang Kehutanan Kalimantan.
Yahmadi, M. 1979. Budidaya dan Pengelolaan Kopi. Bogor: Pusat Penelitian Perkebunan Bogor.

0 Response to "Silvikultur Acara 5 : Pengenalan Stump"

Posting Komentar