Silvikultur Acara 6 : Pembudidayaan Stek

PEMBUDIDAYAAN STEK

Dasar Teori

Sebagai salah satu perbanyakan tanaman secara Vegetatif, stek menjadi alternatif yang banyak dipilih orang karena caranya sederhana, tidak memerlukan teknik yang rumit sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Stek sebagai suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian tanaman (akar, batang, daun dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Dengan dasar itu maka muncullah istilah stek akar, stek batang, stek daun, dan sebagainya (Rochiman, 1973).
Stek batang biasanya dikerjakan pada tumbuh-tumbuhan berkayu, dengan cara cabang dipotong pagi hari, dimasukkan dalam bak berisi air, panjangnya tergantung jarak mata tunas biasanya 2, 3, 5 ruas, daun-daun yang terletak di tanah dipotong / dibuang dan yang terletak di atas tanah sebagian dikurangi untuk mengurangi penguapan. Adanya dengan sedikit daun ini akan mempercepat pembentukan akar karena proses asimilasi tetap berlangsung sehingga zat-zat makanan yang diangkut ke bawah akan merangsang pembentukan akar (Hamdan, 2007).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek yaitu: media perakaran, suhu, kelembaban, dan cahaya. Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21 0C sampai 27 0C pada pagi dan siang hari dan 15 0C pada malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi. Kondisi fisiologis tanamn mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan makanan, dan zat pengatur tumbuh (Hartman, 1983).
Media perakaran berfungsi sebagai pendukung stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada stek, dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek.  Media perakaran yang baik menurut Hartman (1983) adalah yang dapat memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa dipergunakan adalah tanah, pasir, campuran gambut dan pasir, perlite dan Vermikulit.
Zat pengatur tumbuh Rootone-F termasuk dalam kelompok auksin. Secara teknis Rootone-F sangat aktif mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar sehingga penyerapan air dan unsur hara tanaman akan banyak dan dapat mengimbangi penguapan air pada bagian tanaman yang berada di atas tanah dan secara ekonomis penggunaan Rootone-F dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya (Sofyan dan Imam, 2007).
Faktor – faktor yang mempengaruhi perakaran setek (pada penyetekkan) adalah :
1.         Umur pohon induk
            Pohon induk sangat mempengaruhi berakarnya setek, yang paling baik untuk penyetekan adalah pohon induk yang berumur kurang dari 10 tahun.
2.         Tempat cabang dalam pohon induk
            Untuk penyetekkan ini dapat bagian pucuk, bagian tengah atau juga bagian pangkal. Tetapi yang paling baik adalah bagian tengah tanaman.
3.         Persediaan makanan
            Persediaan makanan yang lebih banyak akan menentukkan keberhasilan dalam penyetekkan, dibanding bila persediaan makanan-nya sedikit.
4.         Callus formasi
            Semakin kuat pembentukkan callus akan semakin cepat luka tertutup dan bahaya pembusukkan dapat dihindarkan sehingga proses pembelahan sel – sel akan semakin cepat.
5.         Etiolasi
            Etiolasi merupakan bagian ranting yang terletak diatas tanah yang tidak mendapat sinar matahari, hal ini akan mempercepat pertumbuhan akar.
Faktor – faktor tersebut diatas merupakan faktor dalam yang dapat mempengaruhi penyetekkan. Sedangkan faktor luar yang dapat mempengaruhi penyetekkan adalah :
1.         Medium
            Struktur dan tekstur medium harus baik serta medium tersebut harus steril dan tidak terdapat penyakit karena bakteri dan jamur didalamnya.
2.         Iklim
            Iklim ini meliputi kelembaban, temperatur dan cahaya matahari untuk fotosintesa.
3.         Pengerjaan mekanis
Misalkan dalam pengerjaan mekanis ini adalah pemakaian pisau untuk memotong setek. Pisau yang digunakan harus tajam (Hasan, 2002).
Fungsi medium dalam penyetekkan ini adalah :
1.         Sebagai penahan setek agar tetap pada tempatnya.
2.         Untuk menahan dan menyediakan lembab.
3.         Untuk memelihara aerasi sekeliling setek.
4.         Untuk menjamin panas pangkal setek (Hasan, 2002).

Daftas Pustaka

Hamdan. 2007 . Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia mangium. Balai Besar
Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Bogor.
Hartmann, H.T. 1983. Plant propagation principles and practices. Prentice Hall, Englewood Cliffs, N.J.
Hasan B.J. 2002. Dasar-dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rochiman K., dan Harjadi S. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Sofyan, A dan Imam M. 2007. Pengaruh Asal Bahan Dan Media Stek Terhadap Pertumbuhan Stek Batang Tembesu. Prosiding Ekspose. Jakarta.

0 Response to "Silvikultur Acara 6 : Pembudidayaan Stek"

Posting Komentar