Laporan ITH Ciri Kimia Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN
ACARA 6
CIRI KIMIA TANAH



LABORATORIUM ILMU TANAH HUTAN
BAGIAN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH  MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA 6
CIRI KIMIA TANAH

       I.            TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui metode selidik cepat kualitatif terhadap macam-macam tanah
·         Agar mahasiswa terampil menguji tanah dengan metode selidik cepat kualitatif di laboratorium
·         Agar mahasiswa dapat membandingkan sifat-sifat utama tanah dari contoh-contoh tanah
·         Agar mahasiswa dapat memperkirakan proses-proses pedogenesa yang mungkin terjadi dari sifat-sifat yang diuji.

    II.            DASAR TEORI
Tanah dapat diartikan sebagai hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di permukaan bumi yang terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) Oleh karena intensitas faktor-faktor pembentuk tanah daerah satu dengan yang lain berbeda seperti bahan induk, iklim, topografi, organisme, dan waktu (time), maka tanah yang terbentuk juga berbeda (Rodriquez-Iturbe and Amilcar, 2004). Tanah merupakan komponen penting bagi pertanian dan kehutanan. Tanaman akan dapat tumbuh degan baik apabila kondisi tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman (Peverill et al., 2001).
Unsur-unsur hara esensial adalah unsur yang sangat diperlukan bagi tanaman, dan fungsinya bagi tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup didalam tanah, tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Unsur-unsur hara esensial dapat berasal dari udara, air dan tanah. Jumlah unsur hara esensial ada 17, yaitu :
Unsur makro   : C, H, O, N, P, K, Ca, M g, dan S
Unsur mikro    : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan daalm jumlah banyak. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan daalm jumlah sangat sedikit
( Agus et.al, 2008 ).
Dalam menganalisis hara tanah ada dua metode pendekatan. Pertama analisis total, digunakan untuk mengetahui seluruh anasir (termasuk hara) yang terkandung dalam system tanah, dengan mengabaikan bentuk dan ketersediaannya, dan umumnya dimanfaatkan untuk menunjang telaah genesis tanah. Sedangkan yang kedua adalah analisis parsial, digunakan mengetahui aras ketersediaan hara untuk tanaman dan umumnya dimanfaatkan untuk telaah kesuburan tanah.
Bahan organik tanah adalah fraksi organik tanah yang berasal dari biomassa tanah dan biomassa luar-tanah. Biomassa tanah adalah massa total flora dan fauna tanah hidup serta bagian vegetasi yang hidup dalam tanah (akar). Biomassa luar tanah adalah massa bagian vegetasi yang hidup di luar tanah (daun, batang, cabang, ranting, bunga, buah dan biji). Bahan organik dibuat dalam organisme hidup dan tersusun atas banyak sekali senyawa karbon.( Notohadiprawiro, 2000 ). Bahan organik tanah regosol bergantung pada bahan induknya yaitu abu vulkan, mergel atau napal dan pasir pantai. Akan tetapi biasanya tanah regosol miskin hydrogen. Kandungan unsur hara tanah latosol pada umumnya rendah sampai sedang. Kandungan bahan organic tanah mediteran umumnya rendah sampai sangat rendah. Pada horizon A atau lapisan tanah atas mengandung paling tinggi 3 persen. Kandungan bahan organik lapisan tanah atas tanah grumusol pada umumnya rendah, yaitu 1-3,5 persen. Kandungan unsur hara tanah andosol adalah sedang sampai tinggi, yaitu antar 11-20 persen   ( Bale,1996 )
            Tanah yang mengandung kapur cenderung bersifat basa. Dalam bidang pertanian pada umumnya kapur berupa  CaCO3 ( Hardjowigeno,1987 ). CaCO3 jika ditetesi HCl akan timbul percikan dan desis. Percikan timbul akibat dari reaksi yang terjadi antara kapur di dalam tanah dan HCL yang diteteskan. Sedangkan suara desis timbul akibat terlepasnya CO2 ke udara. Percikan tersebut dapat menandakan bahwa di tanah tersebut terdapat kapur bebas, semakin banyak percikan maka semakin banyak pula kadar kapur dalam tanah tersebut.
           Reaksi : CaCO3 + 2HCL  -------------> CaCl2 + H2O + CO2
Kandungan Ferro dan Ferri dalam tanah adalah petunjuk kemampuan drainase tanah, warna tanah, serta penyusun mineral sekunder.
Gleisasi menunjukkan lamanya tanah tergenang air. Jika Glesasi tanah kuat maka tanah tersebut drainasenya bagus
Si adalah parameter kandungan mineral dalam tanah. Silikat menentukan sifat mengembang dan mengerutnya pada tanah.
Mn adalah salah satu unsur mikro yang muatannya positif (kation) yang secara terus menerus dilepaskan melalui proses meniralisasi bahan organik. Kelarutan Mn dipengaruhi perubahan reaksi tanah. Mn sendiri diserap dari dalam tanah melalui pertukaran kation terlarut.

 Penentuan warna tanah dapat dilakukan dengan menggunakan Soil Munsell Colour. Di sana kita mendapatkan tiga variable. Yaitu: Hue, value, dan chroma. Hue menentukan warna spectrum yang dominant sesuai dengan panjang gelombangnya. Sedangkan semakin tinggi value makin terang warnanya karena makin banyak sinar yang dipantulkan. Selain itu, makin tinggi chroma menunjukkan kemurnian spectrum yang semakin meningkat.Warna itu sendiri berasal dari bahan organic, senyawa Fe, serta senyawa Mn ( Hardjowigeno,1987 ).

       I.            Daftar Pustaka
Agus, C., et. al. 2008. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah. Laboratorium Ilmu Tanah Hutan Jurusan Budidaya Hutan UGM. Yogyakarta
Bale, Anwar. 1996. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta
Hardjowigeno, Sarwono.1987.Ilmu Tanah.Jakarta : PT Mediyatama Sarana Perkasa
Notohadiprawiro, Tejoyuwono.2000.Tanah dan Lingkungan.Yogyakarta : UGM

0 Response to "Laporan ITH Ciri Kimia Tanah"

Posting Komentar