KAYU PERDAGANGAN


KAYU PERDAGANGAN
(JATI, EBONI, MERANTI MERAH DAN BANGKIRAI)

Kayu berasal dari pohon atau tumbuhan berkayu. Pohon didefinisikan sebagai tanaman berkayu dengan tinggi 15 – 20 kaki atau lebih, dengan cirri batang pokok tunggal dan bukan banyak batang (Sucipto, 2009). Kayu ini merupakan sumber daya hutan yang benilai tinggi. Meskipun teknologi yang digunakan sudah maju dan banyak bahan-bahan lain yang ditemukan untuk memenuhi kebutuhan manusia, ternyata kayu masih banyak dicari dan digunakan oleh manusia. Hal ini disebabkan karena kayu adalah bahan yang serbaguna, terutama dalam bidang bangunan kayu masih menjadi primadona. Selain sebagai bahan bangunan, kayu biasa dimanfaatkan sebagai bahan pulp dan kertas, kerajinan (patung dan ukiran), bahan bakar (arang dan kayu bakar), dan lain-lain. Walaupun penggunaan kayu begitu sederhana dan mudah, di sisi lain kayu adalah suatu zat yang lebih kompleks dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain, sehingga pengelolaannya di dalam teknologi  yang modern dan penuh persaingan membutuhkan pengertian yang bersifat ilmiah dan teknis yang umumnya tidak dimiliki oleh konsumen-konsumen biasa (Sunardi, 1977).
Dalam dunia perdagangan, kayu-kayu yang mempunyai kualitas yang lebih akan memperoleh tempat yag tinggi. Dalam sub-filum gymnospermae, kayu-kayu conifer (berdaun jarum) menjadi sangat penting dalam dunia perdagangan, yang selanjutnya dikenal sebagai kayu lunak (softwood). Kayu conifer menjadi salah satu yang unik dalam dunia perdagangan karena (Sunardi, 1977) :
1.      Pohon conifer biasanya berkelompok, sehingga memudahkan untuk pemanenan.
2.      Sebagian besar terletak di daerah iklim sedang dengan industry yang maju.
3.      Batang monopodial, sehingga tidak boros dalam pekerjaan menjadi kayu pertukangan.
4.      Lebih serba guna dari pada kayu daun.
Selain softwood, ada kayu yang menempati tempat yang tinggi dalam dunia perdagangan, yaitu hardwood yang berasal dari pohon dikotiledon.
A.    Kayu Jati (Tectona grandis)

Jati, merupakan salah satu hardwood yang bermutu tinggi. Mempunyai pohon besar, batang lurus, tinggi dan bisa bertahan hidup di berbagai tempat, menjadikan jati sebagai salah satu yang istimewa dalam industry perdagangan. Pohon jati akan menggugurkan daun di musim kemarau, dan akan kembali bermunculan saat musim hujan. Kegunaan kayu jati ini sangatlah beragam yaitu untuk bahan bangunan, bantalan kereta api, perabot rumah tangga, dek kapal, meuble, dan lain-lain.
Ciri dan sifat umum kayu jati adalah kayu teras berwarna coklat, lingkaran tumbuh sangat jelas, sebagian pori berisi deposit warna putih dan tilosis, serta tidak semua mempunyai parenkima marginal, berat jenis 0,67 , kelas awet I-II dan kelas kuat II (Mandang dan Pandit, 1997).
B.     Kayu Eboni (Diospyros celebica)

Kayu eboni merupakan kayu mahal dari daerah Sulawesi, dan merupakan tumbuhan endemic di daerah itu. Kayu ini menjadi mahal karena tekstur dan mempnyai ornament-ornamen cantik pada kayunya. Ciri dan sifat umum kayu tersebut adalah kayu teras berwarna hitam, ada yang mempunyai corak garis indah, sangat keras, sangat halus, permukaan licin dan mengkilap, pori kecil, berat jenis 1,09 , kelas awet I dan kelas kuat I (Mandang dan Pandit, 1997).
Karena kecantikan kayunya, eboni sering digunakan untuk ukiran dan patung, selain itu juga untuk perabotan rumah tangga yang mewah, alat music, bahan bangunan (tiang dan jembatan).
C.     Kayu Meranti Merah (Shorea sp.)

Meranti merah merupakan jenis kayu yang sangat penting karena banyaknya peminat, meskipun tidak terlalu awet. Meranti merah ini termasuk kayu keras dengan warna merah muda sampai pucat dan berasal dari family Dipterocarpaceae. Kayu ini tergolong lunak, sehingga pada umumnya mudah dikerjakan. Kegunaan Kayu meranti merah ini juga sangat beragam, yaitu sebagai bahan bangunan, kayu lapis, venir, alat music, perabot rumah tangga dan lain-lain.
Ciri dan sifat umum kayu meranti merah adalah warna kayu teras bervariasi dari hamper putih sampai merah tua, kayu gubal berwarna lebih muda sehingga dapat dibedakan dengan jelas, punya corak berupa pita pada bidang radial, berat jenis 0,52 , kelas awet III-IV dan kelas kuat III – IV (1997).
D.    Kayu Bangkirai (Shorea laevifolia)

Kayu bangkirai merupakan salah satu kayu yang berkualitas bagus, hal ini karena proses pengerjaan kayu bangkirai termasuk mudah. Selain itu, kayu yang berasal dari Kalimantan ini memiliki tingkat kekerasan yang tinggi.
Ciri dan sifat umum kayu ini adalah kayu teras berwarna kuning-coklat, kayu gubal berwarna coklat muda pucat kekuningan, tekstur halus sampai agak kasar, permukaan licin dan mengkilap, berat jenis 0,91 , kelas awet I-II dan kelas kuat I-II, serta sangat keras (Martawijaya dan Kartasujana, 1977).

Karena tingkat keawetan dan kekerasan yang tinggi kayu banghirai dapat digunakan untuk konstruksi bangunan jembatan, lantai, tinang, perkapalan, dan lain-lain.

Daftar Pustaka
Mandang, Yance I dan Ketut Nuridja Pandit.1997.Pedoman Identifikayu di Lapangan.Bogor :      Yayasan Prosea
Martawijaya, Abdurahim dan Iding Kartasujana.1977.Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia.Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor
Sucipto, Tito.2009.Struktur, Anatomi dan Identifikasi Jenis Kayu.Medan : Departemen Kehutanan
Sunardi.1977.Ilmu Kayu.Yogyakarta : Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM

0 Response to "KAYU PERDAGANGAN"

Posting Komentar