LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN
ACARA 3
REAKSI TANAH
LABORATORIUM ILMU TANAH HUTAN
BAGIAN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA 3
REAKSI TANAH
I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat membandingkan masing-masing metode penentuan pH tanah
2. Agar mahasiswa dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian penentuan pH tanah pada masing-masing metode
3. Agar mahasiswa dapat membandingkan nilai pH masing-masing contoh tanah
4. Agar mahasiswa dapat menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan nilai pH tanah pada 4 contoh yang digunakan
5. Agar mahasiswa dapat meramalkan pengaruh yang mungkin terjadi pada nilai pH 4 contoh tanah yang digunakan
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya yang mungkin dilaksanakan untuk mencapai pH netral dan optimal bagi pertumbuhn tanaman
II. Dasar Teori
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen H+ di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbading terbalik dengan ion H+. Kemasaman tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar pada tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat tanah yang sangat penting (Foth, 1991).
Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat penting sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara juga terdapat beberapa hubungan antara pH dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh pencampuran satu bagian air suling untuk mendapatkan tanah dan air samapai mendekati keseimbangan dan setelah itu baru diukur pH suspensi tanah (Poerwowidodo, 1991).
Kemasaman pH tanah secara sederhana merupakan ukuran aktivitas H+ dan dinyatakan sebagai –log 10 (H+). Secara praktikal ukuran logaritma aktivitas atau konsentrasi H+ ini berarti setiap perubahan satu unit pH tanah berarti terjadi perubahan 10 kali dari kemasaman atau kebasahan. Pada tanah yang mempunyai pH 6,0 berarti tanah tersebut mempunyai H+ aktif sebanyak 10 kali dibandingkan dengan tanah yang mempunyai pH 7,0.
Sebagian besar tanah-tanah produktif, mulai dari hutan humid dan sub humid hingga padang rumput di semiarid mempunyai pH bervariasi antara 4,0 hingga 8,0. Nilai di atas atau dibawah variasi tersebut disebabkan oleh garam Na, dan Ca atau ion H+ dan Al +3 dalam larutan tanah
(Brady, 1990).
Pada umumnya pada larutan pertanian, penggunaan pH secara rutin dilakukan untuk memonitor pengaruh raktek pengelolaan pertanian terhadap efisiensi penggunaan N, kelarutan Al, dan hubungannya dengan dampak lingkungan. Sebagian besar lahan yang mempunyai pH sangat rendah atau tinggi menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Apabila tanah bersifat masam dinetralisir dengan pemberian kapur. Sebaliknya apabila tanah terlalu basa dapat diturunkan pHnya dengan pemberian belerang. Tanah masam khususnya di daerah tropika mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara. Apabila tanah (pH) rendah, maka satu atau lebih faktor tanah yang tidak menguntungkan muncul dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat (Gaur, 1981).
0 Response to "Laporan ITH Reaksi Tanah"
Posting Komentar