I. Dasar Teori
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Simorangkir, 2009).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah dapat didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai 3 kemungkinan yaitu: Penyebaran acak, Penyebaran secara merata, Penyebaran secara kelompok, untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu: Penyebaran percontohan secara acak, penyebaran percontohan secara sistematik, penyebaran secara semi acak dan semi sistematik ( Rahardjanto, 2005).
Salah satu metode untuk menentukan luas minimal suatu daerah yaitu dengan Species Area Curve (SAC). Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui minimal jumlah petak contoh. Sejumlah sampel dikatakan representive bila didalamnya terdapat semua atau sebagian besar jenis tanaman pembentuk komunitas atau vegetasi tersebut (Odum, 2001).
Pemilihan lokasi plot dilakukan berdasarkan survey pendahuluan serta studi literatur dilengkapi pula dengan studi peta kawasan. Salah satu kriterianya adalah lokasi yang masih memiliki kawasan hutan yang masih utuh. Didapatkan lokasi plot di sebelah utara atau bagian belakang gunung karena areal bagian muka atau selatan gunung telah mengalami kerusakan akibat kebakaran. Plot dibuat dengan berukuran 1 ha dengan sub plot ukuran 20 x 20 m, yang berdasarkan hasil perhitungan kurva areal jenis dan “kalibrasi” dengan luas serupa di lokasi lain yang juga memiliki plot sampel permanen (Sutomo, dkk., 2012).
Keanekaragaman spesies dalam suatu area digambarkan dalam grafik seperti di bawah ini.
Pola kurva ditentukan oleh distribusi individu masing-masing jenis dalam hutan. Apabila individu-individu semua jenis bercampur secara merata, kurva yang dihasilkan akan memperlihatkan pola peningkatan jumlah jenis yang tajam pada kuadrat kecil yang kemudian diikuti dengan pola mendatar pada ukuran kuadrat yang lebih besar (Lomolino, 2000).
Tipe kurva area spesies ada enam. Penentuannya berdasarkan karaktestik ekologi dari berbagai sampel. Tipe I memiliki data pokok berdasarkan pada pengukuran tunggal yang sudah ada petak bersarang. Tipe IIA dan IIB tersusun atas penaksiran keberagaman yang terdapat pada suatu area. Tipe IIIA dan IIIB memiliki data yang diperoleh dari kuadrat terdekat. Tipe IV memiliki data dari sampel area yang memiliki ciri khusus (Scheiner, 2003).
Daftar Pustaka
Lomolino, M. V. 2000. Ecologist’s most general, yet protean pattern: the species-area relationship. Blackwell Science Ltd. 2000, Journal of Biogeography.
Odum, Eugene P. 2001. Dasar-dasar Ekologi. UGM University Press. Yogyakarta
Rahardjanto, Abdul Kadir,2005. Buku Petunjuk Pratikum Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang
Sheiner, S. M. 2003. Six types of special-area curves. Blackwell Science Ltd. Global Ecology and Biogeography.
Simorangkir, Roland H., Dkk.Struktur Dan Komposisi Pohon Di Habitat Orangutan Liar (Pongo Abelii), Kawasan Hutan Batang Toru, Sumatera Utara. Jurnal Primatologi Indonesia, Vol. 6 No. 2 Desember 2009, p.10-20.
Sutomo dkk. Studi Awal Komposisi Dan Dinamika Vegetasi Pohon Hutan Gunung Pohen Cagar Alam Batukahu Bali. Jurnal Bumi Lestari, Volume 12 No. 2, Agustus 2012, hlm. 366 – 381
0 Response to "Ekologi Hutan Acara 1 : Penentuan Luas Kuadrat Minimum dengan SAC (Species Area Curve)"
Posting Komentar